
Dalam kehidupan sehari hari kita, waktu yang kita lalui tentu memiliki dasar perhitungan yang jelas. Baik kalender Masehi ataupun kalender hijriyah keduanya sudah Alloh jelaskan di dalam Kalamnya. Sebenarnya Alloh telah menerangkan dasarnya di dalam Al Qur’an. Dalam surat Az-Zumar: 5, yaitu “Dia menciptakan langit dan Bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukkan Matahari dan Bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Mahamulia, Maha Pengampun.”
Seperti yang kita tahu didalam surat tersebut Alloh menyebutkan tentang matahari dan bulan sebegai dasar penentuan waktu yang berjalan. Nah dari sini akhirnya kita tahu bahwa Kalender Masehi dan Hijriyah ini di dasari dari pengaruh matahari dan bulan yang berjalan. Apa perbedaannya?
1. Dasar Perhitungan Tanggal
Kalender Masehi mengikuti pergerakan matahari terhadap bumi dalam menentukan waktu. Sehingga kita bisa sebut kalender masehi ini dengan sebutan kalender syamsiyah. Sedangkan kalender Hijriyah didasari dari perhitungan tanggal berdasarkan pergerakan bulan terhadap bumi. Maka kalender hijriyah ini sering juga disebut sebagai kalender Qomariyah. Walaupun keduanya sama-sama memiliki jumlan bulan yang sama yaitu 12 bulan dalam satu tahun, hanya jumlah hari yang beda dalam setiap bulannya.
2. Memiliki Jumlah Hari yang Berbeda
Berapa jumlah hari yang kamu tahu dalan satu tahun yang kamu jalani? 365 hari? Nah itu adalah jumlah hari di kalender Masehi. Lalu berapa jumlah tahun hijriyah? Tahun Hijriyah memiliki hari yang lebih sedikit yaitu 354-355.
3. Penentuan Awal Hari
Kalender Masehi seperti yang kita tahu awal hari dimulai dari pukul 00.00. Sedangkan waktu untuk mengawali hari pada kalender Hijriyah adalah di tandai dari waktu mahgrib tiba yaitu pada saat terbenamnya matahari.
4. Memiliki Nama-Nama bulan yang Berbeda
Walaupun kita tahu baik kalender masehi ataupun hijriyah terdiri dari 12 bulan dalam satu tahun. Namun masing-masing bulan memiliki nama yang berbeda dan juga jumlah hari yang berbeda. Yuk langsung kita lihat perbedaannya:
Nama bulan dan jumlah hari dalam kalender Hijriyah:
-
Muharam: 29 hari
-
Safar: 30 hari
-
Rabiul Awal: 29 hari
-
Rabiul Akhir: 30 hari
-
Jumadil Awal: 29 hari
-
Jumadil Akhir: 30 hari
-
Rajab: 29 hari
-
Syaban: 30 hari
-
Ramadan: 30 hari
-
Syawal: 30 hari
-
Zulkaidah: 29 hari
-
Zulhijah: 29 atau 30 hariBaca juga tentang Bulan Rajab untuk menanam Kebaikan
Nama bulan dan jumlah hari dalam kalender Masehi:
-
Januari: 31 hari
-
Februari: 28 atau 29 hari
-
Maret: 31 hari
-
April: 30 hari
-
Mei: 31 hari
-
Juni: 30 hari
-
Juli: 31 hari
-
Agustus: 31 hari
-
September: 30 hari
-
Oktober: 31 hari
-
November: 30 hari
-
Desember: 31 hari
Masing-masing nama bulan memiliki arti yang berbeda-beda. Perbedaan ini di pengaruhi oleh sejarah yang berbeda. Kira-kira apa sejarah dari penamaan bulan dalam kalender hijriyah ataupun kalender masehi? Mungkin akan kita bahas di artikel selanjutnya.
5. Sejarah Penanggalan
Pada penetapan kalender masehi ini di dasarkan pada peristiwa kelahiran Nabi Isa As. Sedangkan pada kalender Hijriyah di dasarkan pada peristiwa hijrah nabi Muhammad SAW dari Mekah menuju Madinah. Kebijakan ini di tetapkan oleh sahabat Umar bin Khattab pada saat pemerintahan beliau.
Walaupun kalender masehi ataupun hijriyah memiliki beberapa perbedaan. Namun keduanya sama-sama memiliki dasar yang tertulis didalam al qur’an nur karim. Ayat lain yang menjadi dasar perhitungan waktu dalam qur’an ada dalam surat berikut:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ(5)
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (Yunus:5)