Halo^_^
Akhir akhir ini sering dan seneng banget buat nulis. Apalagi di suatu kondisi yang melelahkan dan meletihkan. Halnya seperti, kondisi iman kita sedang diuji. Bawaannya overthinking, insecure, dan hal lain yang membuat diri ini banyak terdistraksi, hingga banyak ngeluhnya dibandingkan syukurnya.
Scorolling – scrolling, tiba tiba dapet satu artikel isinya mengatakan, bahwa ada lima kebiasaan yang bisa membuat pikiran jadi lebih positif. Satu diantaranya adalah menulis jurnal.
Katanya,
We’ve found there are ways that you can train your brain to be able to become more positive. In just a two-minute span of time done for 21 days in a row we can actually re-wire your brain
Allowing your brain to actually work more optimistically and more successfully.”
Katanya, menulis jurnal itu bisa menjadi bagian dari kebiasaan untuk merawat akal dan pikiran di samping kegiatan berolahraga dan bermeditasi secara rutin.
Whii keren gak sih? Orat oret disatu kertas baik itu melalui diary atau notes, ternyata bisa merawat akal dan pikiran kita. Membenahi jalan pikiran yang runyam berkepanjangan gaada habisnya.
Tapi masalahnya, hal tulis menulis ini cukup sulit buat kita yang belum terbiasa buat menulis jurnal ketika belum terdesak keperluan. Iya gak sih?
Nah itu dia, btw mimin disini juga masih baru dan on going buat ngerutinin nulis. Tapi, ada beberapa alasan yang membuat mimin sendiri termotivasi untuk stay nulis jurnal.
Alasannya :
Pertama, karena banyak banget input informasi yang didapatkan di kehidupan sehari hari. Ngerasa gak sih? Saking mudahnya informasi tersebar luas, baik melalui medium tulisan, gambar, visual bahkan audio. Seperti dari artikel, instagram, twitter, tiktok atau semacamnya bahkan dari obrolan kita sehari-hari hari. Semakin diinput, semakin penuh & runyam banget pikiran ini:’)
Kedua, mimin sendiri termasuk tipe orang yang gampang banget buat insecure dan overthinking, runyam deh! Kalau diibaratkan bagaikan lemari kepenuhan yang harus dibenahi, biar gak bikin repot diri sendiri yang bisa melebar kemana mana.
Ketiga, karena memang hobi ngulik dan akhirnya tau karna merasakan sendiri, banyak banget esensi yang bisa diambil saat nulis jurnal bahkan secara gak sadar tiba tiba menuliskan value yang sebelumnya sulit disadari. Wah kaya gimana tuh min, maksudnya?
Maksudnya, keadaan emosi pada diri kita itu pasti ga stabil, kadang berada di posisi burn out, unmoodlah terus tiba tiba jadi happy, yang ternyata hal ini bisa terditact saat menulis jurnal.
Dengan kita bercerita tentang kejadian sehari itu, atau kejadian yang paling berkesan pada hari itu, ternyata merupakan suatu bentuk kedisiplinan diri untuk selalu bersyukur dan merasa bahagia.
Wah, masa sih min?
Iya, cobain deh 🙂
Intinya, menulis jurnal itu lebih dari sebatas menyalurkan kata kata lewat alat tulis atau papan ketik. Menulis jurnal jadi satu yang sangat disyukuri karena nyatanya kita bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya sedang terjadi pada diri kita, sampai akhirnya merasakan bahwa Allah itu baik, Maha penyayang & pengasih baget deh sama kita ^_^
Masih gak percaya? Yaudah, cobain yuk mulai hari ini!
Selamat mencoba ^-^
Reference:
Want to be happier? Challenge promises success in 21 days https://www.floridatoday.com/story/news/education/2015/10/29/want-happier-challenge-promises-success-21-days/74694488/