
Pertama Harus Punya Rencana dan Goal yang Tepat Dalam Kehidupan Kita
Rubiqu harus tau dulu nih, beda antara hidup dengan kehidupan. Jika kita hidup hanya sekedar hidup ungkapan dari Buya Hamka berikut ini patut kita renungi:
“Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan pun hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja.” (Buya Hamka)
Manusia tentu punya derajat yang lebih tinggi di bandingkan dengan binatang. Sehingga kita sebagai manusia hidup itu bukan hanya untuk bertahan hidup saja. Hidup bukan untuk makan dan tidur. Tapi makan dan tidur untuk hidup, agar dapat menjadi bernilai hidupnya bagi sesama. Nah ini yang dinamakan kehidupan. Kalau kita hidup hanya untuk hidup, itu seperti halnya saat kita bekerja dan melakukan aktivitas goalnya hanya untuk makan dan tidur. Tidak memikirkan tentang manfaat utuk sesama kita dan juga Pencipta kita. Beda yah rubiqu antara hidup “live” dan kehidupan “life”.Â
Dalam kehidupan ini tentu Sang Pencipta memiliki tujuan dengan mengizinkan kita hidup. Sebelum kita jauh melangkah dalam kehidupan ini, yuk kita kenali sebenarnya apatujuan Sang pencipta menghidupkan kita? Apa sih Goal atau tujuan dari kehidupan kita versi Pencipta kita, sudah selaraskah? Nah setelah itu baru kita bisa susun rencana-rencana yang akan memudahkan kita untuk mencapai tujuan. Coba deh kita tuliskan rencana harian, mingguan, bulanan, hingga tahunan kita. Sehingga itu akan membantu kita untuk mengingat apa saja yang perlu kita lakukan dalam kehidupan ini.
Kedua Sadar Tentang Perjalanan Diri, Sehingga Mudah untuk kita menjalani proses
Dalam perjalanan kehidupan kita, tentu lelah sering hadir menemani kita bukan? Terkadang kita lelah karena hanya menjalani rutinitas dalam hidup kita. Terjebak oleh keseharian kita tanpa kita sadari sampai manakah perjalan diri kita? Sampai mana perjalanan jiwa kita? Mungkin raga kita selalu kita penuhi kebutuhannya sehingga pertumbuhannyapun bisa terlihat oleh kita. Dari umur balita, remaja, hingga dewasa kita bisa melihat perbedaannya secara fisik. Namun terkadang tentang diri (baca: jiwa) kita lupa sampai mana pertumbuhannya?
Pertumbuhan diri adalah tentang sampai mana tingkat kedewasaan kita, tentang seberapa sabar dan tangguhnya kita menghadapi kehidupan ini? Saat masalah dan juga ujian hidup menghampiri. Sudahkah kita mampu menghadapi dengan cara pandang yang tepat, atau malah hanya sekedar keluh kesah yang kita hadirkan? Dalam perjalanan diri, justru masalah dan kesulitan adalah sarana untuk mengukur sejauh mana diri kita bisa mengatasinya. Saat kita mampu menghadirkan sabar dan ikhlas dengan datangnya masalah, disaat itulah diri kita mengalami pertumbuhan. Jika belum, tenang belum terlambat ko.. Yuk sama-sama kita memproses diri 🙂
Satu lagi nih quotes dari Buya Hamka yang bisa nyemangatin kita
“Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba karena di dalam mencoba, itulah kita menemukan kesempatan untuk berhasil”
Ternyata baru dua point juga udah panjang ya rubiqu. Oke kita bahas dua point lainnya di tulisan selanjutnya disini ya. Jangan lupa share dan follow instagram @rubiq.official